Sertifikasi Terancam Hilang
DANA SERTIFIKASI TERANCAM HILANG DAN DI KEMBALIKAN
Dinas Pendidikan Kabupaten Bantul sekarang berupaya menyelamatkan pendapatan sertifikasi ribuan guru yang terancam hilang tanggapan pemberlakukan kurikulum 2006.
Kepala Bidang Sekolah Menengah Pertama Dinas Pendidikan Dasar (Dikdas) Kabupaten Bantul Mudiano mengungkapkan pihaknya tengah mengumpulkan seluruh kepala sekolah di Bantul dan menginventarisir masalah yang muncul tanggapan dihentikannya kurikulum 2013.
Salah satu efek penghentian kurikulum gres itu yaitu berkurangnya jam mengajar guru-guru yang selama ini memperoleh penghasilan pertolongan dari aktivitas sertifikasi. Sehingga mereka terancam kehilangan pendapatan tambahan.
SERTIFIKASI TERANCAM HILANG “Kami tengah inventarisir di sekolah mana saja yang gurunya kekurangan jam mengajar. Karena syarat mendapat sertifikasi jam mengajar minimal 24 jam seminggu,” terperinci Mudiono Selasa (27/1/2015).
Pengurangan jam mengajar paling banyak dialami guru SMP, karena tidak memakai guru kelas menyerupai di SD yang harus mengajar dari pagi sampai siang. Di Sekolah Menengah Pertama lebih banyak mempekerjakan guru mata pelajaran.
Kepala Bidang SD Dikdas Bantul Slamet Pamudji mengatakan, sejumlah opsi bakal dipilih biar guru-guru yang kekurangan jam mengajar itu tidak kehilangan pertolongan sertifikasi.Diantaranya dengan mempekerjakan mereka ke bidang lain selain mengajar, biar sanggup memenuhi syarat jam kerja. “Misalnya ia mengajar tapi juga bertugas di perpustakaan atau lainnya, yang prioritas diselamatkan yang sanggup sertifikasi dulu,” ujar Slamet.
Kepala Dikdas Bantul Totok Sudarto memastikan, kendati banyak guru kekurangan jam mengajar pemerintah tidak akan memberhentikan mereka dari pekerjaannya. “Caranya mengalihfungsikan pekerjaan mereka,” imbuhnya.
Sedikit berbeda seperti yang terjadi di kota Banjarmasin, guru terancam wajib kembalikan uang Sertifikasi. Bagi guru yang mempunyai jam mengajar kurang dari 24 jam dalam seminggu berkewajiban mengembalikan uang pertolongan sertifikasi yang telah diterimanya. Seperti yang terjadi di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, ada empat orang guru di kota itu yang wajib mengembalikan uang pertolongan sertifikasi.
“Kewajiban mengembalikan uang sertifikasi tersebut sebab keempat guru tersebut dianggap mengajar kurang dari 24 jam dalam seminggu” kata Nor Ifansyah, Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kota Banjarmasin.
Kebijakan pengembalian uang pertolongan sertifikasi ini merupakan rekomendasi dari Inspektorat Jenderal Diknas sesudah petugas Diknas Kota Banjarmasin memantau ke beberapa sekolah menengah atas di kota ini.
Dari 33 guru ditanya dan dijadikan sampel ditemukan empat orang dinyatakan tidak memenuhi jumlah jam mengajar yang disyaratkan, yaitu minimal 24 jam seminggu. Mereka harus mengembalikan sebagian uang pertolongan sertifikasi yang sudah diterima.
Selain jumlah mengajar minimal harus 24 jam dalam seminggu, jam mengajar pada bidang studinyanya juga harus sesuai dengan bidang studi sertifikasinya. Bagi guru yang disekolahnya kekurangan jam mengajar, maka ia harus pindah ke sekolah lain, atau mengajar di sekolah lain sesuai studinya dengan status tenaga honor.
Ketentuan mengajar minimal 24 jam per ahad sebagai syarat untuk mendapat pertolongan profesi sertifikasi sudah pernah ditolak Republik Indonesia (PGRI). Kebijakan ini dinilai merugikan guru, ketentuan tersebut tidak mungkin terpenuhi kalau jam mengajar guru yang dihitung hanya tatap muka dalam kelas. (sumber : www.solopos.com)
" Sekian Informasi ihwal Sertifikasi Guru Makara Kesimpulannya Syarat Untuk tetap mendapat Tunjangan Sertifikasi harus mengajar minimal 24 Jam Perminggu ", Semoga Informasinya Bermanfaat Buat Bapa / Ibu Guru .
Thank you for visiting, good luck for you all...
Belum ada Komentar untuk "Sertifikasi Terancam Hilang"
Posting Komentar